FSM Bukan Perang Merek

Bismillahirrahmanirrahim.

Ade Malsasa Akbar <teknoloid@gmail.com>

Setiap sosialisasi free software (termasuk migrasi ke GNU/Linux) bukanlah perang merek. Kami komunitas yang menyosialisasikan Free Software Movement (FSM) bukan “salesman” tetapi kami menjelaskan software freedom kepada masyarakat. Kami berpihak kepada masyarakat luas (termasuk pemerintahan), kami tidak memojokkan masyarakat sebagai kriminal, dan kami tidak menuduh “pembajak” kepada pengguna yang melanggar lisensi software. Kami komunitas free software memandang nonfree software sebagai masalah sosial dan pemikiran di baliknya ialah sumber kriminalitas sistematis-otomatis. Software yang nonfree tidak patut digunakan oleh masyarakat dan pemerintahan sama sekali karena merugikan mereka. Dan kami memandang semua pengguna termasuk pemerintahan berhak menolak nonfree software secara total dan penolakan ini bukan fanatisisme.

Tugas kami jelas yaitu mengedukasi pengguna bahwa mereka yang menggunakan nonfree software sedang ditindas dan dirugikan secara massal, sehingga kami menjelaskan masalahnya dan menawarkan solusinya, yaitu free software.

Salah satu kegiatan kami yaitu membantu migrasi pengguna Windows ke GNU/Linux, bukan karena merek atau harga, tetapi karena Windows adalah nonfree, software yang memusnahkan kebebasan pengguna secara massal dan bahkan menyeret pengguna ke penjara. Kami juga membantu migrasi dari Microsoft Office ke LibreOffice, dari OOXML ke ODF; dari Adobe Photoshop ke GIMP; dari CorelDRAW ke Inkscape; dari nonfree software ke free software. Free Software Movement (FSM) ini semua dilakukan bukan karena perang merek, bukan karena harga (gratis vs berbayar), tetapi karena kami hendak menolong semua pihak bebas dari masalah sosial bernama nonfree software.

Tulisan bertopik software freedom ini berlisensi Creative Commons CC BY-ND 3.0 https://creativecommons.org/licenses/by-nd/3.0/.

8 respons untuk ‘FSM Bukan Perang Merek

  1. Bismillah, inSyaaAlloh ana mendukung semua perjuangan antum dan para aktivis Free Software, ana berusaha untuk menggali informasi mengenai berbagai Distro GNU/Linux atau GNU/Linux-Libre untuk masyarakat awwam, setelah mereka mulai paham dan tergerak untuk meninggalkan Non-Free-Software, mulailah membuatkan versi cetak dari berbagai tutorial dan disuguhkan dengan bahasanya orang awwam, perlu menjelaskan istilah yang belum mereka pahami, inSyaaAlloh, mereka menantinya, semoga dimudahkan, Aamiiin

  2. Bukan itu maksud saya. Kalau memang itu, Tolong tunjukkan paragraf mana yang anda maksud.

    Apa jawaban anda jika ada orang yang membawakan link di atas untuk memojokkan komunitas Free Software dengan Referensi Free Software sendiri?

    Seperti perkataan : Mengajak menggunakan Free Software tapi disisi lain menggunakan Non-Free. GNU.org sendiri yang menyatakan kalau Distro tersebut tidak memenuhi guidelines Free Distros.

    • Untuk masalah alasan, sederhana saja, problem mereka ada 2: (1) tidak punya kebijakan tegas menolak nonfree software & menghapusnya bila ditemukan (2) kernel yang dipakai adalah Linux(R) yang tidak dibersihkan dari blobs/komponen nonfree.

      Adapun masalah jawaban dari saya, tidak perlu, karena FSF sudah menjawabnya. Semua jawaban sudah tertera di alamat https://www.gnu.org/philosophy/free-software-even-more-important.en.html.

      Adapun contoh perkataan terakhir, ini ucapan yang terpengaruh pemikiran “memberantas pembajakan” seperti sindiran lawas “kamu menyuruh pakai software legal, kamu sendiri pakai software ilegal”. Untungnya bagi Anda dan saya, komunitas Free Software sama sekali tidak menganut pemikiran tersebut. Karena bagi komunitas, nonfree software ditolak karena pengguna dirugikan olehnya.

      Mereka yang masih menggunakan nonfree software tidak dikriminalkan, tidak dihina, tidak dilecehkan, tetapi diedukasi bahwa nonfree software itu merugikan diri-diri mereka sendiri.

      Demikian jawaban saya. Saya yakin ini cukup.

Tinggalkan Balasan ke Ade Malsasa Akbar Batalkan balasan