Mematuhi Lisensi Nonfree Software Itu Antisosial

Bismillahirrahmanirrahim.

Banyak orang tidak tahu bahwa menepati perjanjian proprietary software itu juga salah, sama salahnya dengan melanggar perjanjian tersebut. Perhatikan baik-baik, melanggar perjanjiannya berarti mengkhianati satu orang, dan itu salah; akan tetapi mematuhi perjanjiannya berarti mengkhianati lebih banyak orang dan itu juga salah. Jangan dikira kebalikan dari melanggar lisensi proprietary software berarti benar, karena, inti lisensi proprietary software itu antisosial. Saya selalu menjelaskan perkara ini dalam banyak kesempatan di sekolah online Teknoplasma dan selalu saya ulangi kembali di beberapa tulisan saya agar semua orang tahu. Semoga dengan tulisan ini saudara-saudara yang masih belum mengerti menjadi mengerti bahwa mematuhi lisensi nonfree software itu sesuatu yang tidak bisa diterima.

Memilih antara Melanggar Janji atau Menolak Semua Orang

Orang-orang yang sudah mengetahui bahwa melanggar perjanjian itu salah telah mengetahui dengan benar. Ya, melanggar janji itu salah. Akan tetapi, berhenti di situ saja kurang, sebab harus Anda bedakan nonfree software dan free software, jangan dipersamakan karena keduanya berbeda. Nonfree itu antisosial, sedangkan free software menunaikan hak pengguna dan masyarakatnya. Maka Anda perlu menganalisis apa inti perjanjiannya dan apa akibat dari mematuhi perjanjian itu, jangan cuma pelanggaran janjinya. Bila Anda sudah bisa mengatakan pelanggaran perjanjian itu salah, maka Anda akan bisa mengatakan penepatan perjanjiannya juga salah, dengan syarat Anda tahu hakikat lisensinya. Baca terus.

Contoh Kasus

Ada banyak orang beralasan memakai Microsoft Office yang dilanggar perjanjiannya (dengan cara menyalin dari orang lain, atau minta diubahkan batasannya) itu salah karena itu melanggar perjanjian yang telah disepakati pengguna itu sendiri. Alasan ini benar. Ya, melanggar perjanjian itu salah. Sekolah dan semua bentuk pendidikan tidak boleh mengajarkan perbuatan ini.

Namun masalah muncul ketika orang yang sama beralasan untuk kasus sebaliknya. Mereka beralasan memakai Microsoft Office, WPS, Photoshop, CorelDRAW, itu tidak salah asalkan pengguna mematuhi perjanjiannya. Alasan ini tidak benar, alasan ini tidak bisa diterima sebab mematuhi perjanjiannya itu juga salah karena nonfree software itu antisosial. Anda hanya bisa mengatakan tidak salah seperti itu jika software itu free. Sekolah dan semua bentuk pendidikan seharusnya tidak boleh juga mengajarkan perbuatan ini.

Tampak pada dua kasus di atas orang yang beralasan seperti itu tidak tahu bedanya nonfree dan free software. Orang tersebut mempersamakan software yang melarang berbagi dengan yang mengizinkan berbagi. Seperti melihat gunung sebagai lembah dan melihat lembah sebagai gunung.

Lisensi

Tahukah Anda lisensi nonfree software? Lisensi, surat kontrak atau surat perjanjian, adalah surat izin yang dikeluarkan oleh pengembang software kepada pengguna software. Tiap-tiap pengguna nonfree software normalnya sudah menandatangani surat itu secara otomatis ketika memasangnya atau menerima komputer berisinya. Nonfree software berarti tidak bebas, atau proprietary, bukan berarti tidak gratis (“berbayar”). Jangan artikan nonfree software itu tidak gratis, tetapi artikan yang benar tidak bebas. Disebut tidak bebas karena sungguh penggunanya tidak bebas, keputusan pengguna dikekang oleh pengembang. Lisensi seperti lisensinya Microsoft Windows mempersyaratkan pengguna untuk tidak berbagi dan tidak mengubah programnya, dua hak mendasar yang menjadi basis aktivitas sosial bermasyarakat bagi setiap orang.

Hakikat Lisensi Nonfree Software

Sebelum melihat perbandingan dua kemungkinan, Anda harus lihat apa inti lisensi nonfree software. Inti dari tiap-tiap lisensi nonfree software itu ucapan janji pengguna yang antisosial: “saya berjanji tidak akan menolong orang lain semuanya demi memperoleh software untuk diri saya sendiri“. Konsekuensi perjanjian ini Anda harus mengatakan “tidak, saya sudah berjanji tidak membantu kamu” ke semua orang yang minta salinan program atau minta versi perubahan program dari Anda (dan kebalikannya, Anda juga tidak boleh minta dari orang lain) padahal Anda sanggup menolongnya. Dengan perjanjian nonfree software, Anda berjanji untuk tidak menolong tetangga, keluarga, saudara, teman, suami atau istri, pelanggan, atasan dan bawahan, guru dan murid, masyarakat dan pemerintah, negara dan bangsa, semua orang kecuali pengembangnya saja. Ini antisosial. Software yang menghentikan Anda dari berbagi adalah antisosial, anti-masyarakat. Ini yang banyak orang tidak tahu dan sering kalinya disebabkan karena tidak mengetahui apa sebenarnya inti lisensi-lisensi tersebut. Kebanyakan mereka hanya berasumsi yang tidak benar yaitu menganggap nonfree itu free software.

Membandingkan Dua Kemungkinan

Sekarang karena Anda sudah tahu apa inti lisensi nonfree software, maka Anda bandingkan dua kemungkinan perilaku pengguna yaitu melanggarnya dan mematuhinya. Akan tampak kebenarannya sebagai berikut:

  • Melanggar perjanjiannya = Anda berbagi software = Anda mengkhianati satu orang yaitu pengembangnya saja = mengkhianati satu orang itu salah
  • Mematuhi perjanjiannya = Anda menolak berbagi = Anda mengkhianati lebih banyak orang yaitu semua orang selain pengembangnya = mengkhianati lebih dari satu orang juga salah

Lihat. Jelas sudah bahwa melanggar perjanjiannya salah, mematuhinya juga salah. Bahkan, Anda bisa melihat lebih jelas bahwa mematuhinya justru lebih besar salahnya karena lebih banyak orang yang disakiti dengannya.

Mengapa Masyarakat Memilih Melanggar?

Sering muncul pertanyaan yang berbunyi “mengapa mayoritas orang memilih untuk melanggar lisensi software?”. Tanpa Anda mengetahui penjelasan seperti di atas, Anda akan sulit menjawabnya. Namun karena Anda sudah tahu sekarang, maka Anda akan mudah sekali menjawabnya: itu karena hati nurani orang-orang sebetulnya paham kalau dua kemungkinannya sama-sama salah, tetapi berbuat salah kepada semua orang lebih jahat daripada berbuat salah kepada satu orang pengembangnya saja, maka mereka memutuskan berbagi saja (terjebak jatuh pada pelanggaran janji). Intinya, Anda paham lebih jelas lagi kalau mematuhi lisensi nonfree software itu lebih salah daripada kesalahan melanggarnya saja. Tidak bisa lagi Anda mengatakan mematuhi lisensi nonfree software itu OK.

Kesalahpahaman Menjadi Jelas

Di antara sebab kekeliruan dalam masalah perjanjian software ini adalah karena kebanyakan orang salah menganggap nonfree software itu free software. Yang benar adalah tidak sama, nonfree software itu nonfree, tidak sama dengan free software. Mengapa orang bisa salah paham? Ya, karena mereka berperilaku terhadap nonfree software (seperti Windows dan Photoshop) dengan membagikan salinan-salinannya baik dengan atau tanpa perubahan baik dengan atau tanpa biaya. Perilaku demikian adalah bukti bahwa orang menganggap nonfree software tersebut free, yaitu bebas untuk dibagikan dan bebas diubah. Ini salah karena nonfree software tersebut tidak bebas, mereka melarang pengguna berbagi dan mengubahnya. Software yang melarang Anda membagikan dan mengubahnya adalah tidak bebas. Kesalahan ini terjadi pada semua sektor perkomputeran di masyarakat kita akibat tidak adanya penjelasan bedanya nonfree dari free software. Maka jelaslah adanya kesalahpahaman umum yaitu gagalnya orang membedakan nonfree dan free software.

Nonfree Software Itu Masalah

Maka jelas bahwa nonfree software itu tidak bisa diterima oleh semua orang karena merupakan masalah sosial serius. Nonfree software itu memecah belah masyarakat (“keep them divided”) dan membuat masyarakat tidak berdaya (“make them helpless”). Pecah belah karena orang tidak boleh berbagi, tidak berdaya karena orang tidak boleh mengubah. Tiap-tiap pengguna nonfree software selalu dalam posisi tidak berdaya. Maka nonfree software itu bukan solusi, tetapi sumber masalah, karena dia antisosial anti-masyarakat. Menepati perjanjiannya membuat Anda antisosial, sedangkan melanggar perjanjiannya membuat Anda bersalah. Tidak ada yang benar. Maka sekarang Anda tahu kalau nonfree software itu bukan kawan Anda.

Solusinya Juga Jelas

Solusinya adalah tidak menerima nonfree software. Jelas sekali.

Anda perlu menolak tiap-tiap nonfree software yang ditawarkan dan tidak menerima perjanjiannya sebelum Anda berjanji. Anda perlu menghapus tiap-tiap nonfree software (seperti Microsoft Office dan Google Chrome) yang Anda gunakan. Di lain pihak, tiap-tiap pengembang nonfree software termasuk pembuat hardware semacam Nvidia harus merilis ulang setiap produk mereka sebagai free software. Jika tidak, mereka mendistribusikan software antisosial yang merugikan masyarakat.

Solusinya tidak berhenti di situ. Kebanyakan orang tidak tahu kalau selain nonfree software, ada free software, satu golongan software yang tidaklah proprietary yang memberi pengguna hak penuh untuk berbagi dan mengubahnya. Tidak seperti nonfree software, tiap-tiap free software bebas digunakan tanpa batas waktu dan tanpa batas bidang apa pun. Maka dengan free software inilah baru Anda bisa berperilaku seperti hidup Anda biasanya yaitu saling berbagi software dengan orang lain. Maka solusinya juga jelas, Anda perlu menggantikan nonfree software yang Anda tolak dengan free software yang ada. Dengan demikian perkomputeran Anda bersih dari software yang antisosial anti-masyarakat.

Maka gunakan sistem operasi GNU/Linux yang free, seperti Trisquel, sebagai ganti sistem operasi Windows yang nonfree. Maka gunakan program LibreOffice dan Inkscape yang free, sebagai ganti program Microsoft Office dan CorelDRAW yang nonfree. Maka ajarkan mahasiswa Anda Scilab yang free, jangan ajarkan MATLAB yang nonfree. Seterusnya Anda bisa lihat rekomendasi free software dari situs The Directory untuk pengguna Windows juga untuk pengguna macOS.

Di dalam meraih jalan keluar ini Anda akan mengalami kesulitan dan hambatan. Anda tidak akan bisa bermigrasi secara sempurna pada awalnya, melainkan pasti ada kekurangan-kekurangan. Misalnya, masih pakai Windows tetapi sudah berupaya memakai LibreOffice tanpa Microsoft Office, itu sudah bagus dan kemajuan besar (dengan tetap berniat beralih ke GNU/Linux mengingat Windows itu spyware permanen). Maka Anda perlu berniat yang kuat untuk beralih dan terus menjaga dan menyempurnakan kebaikan yang sudah Anda dapatkan. Jangan rendahkan teman yang belum sanggup beralih total sebab posisi mereka sedang dizalimi nonfree software, mereka itu korban bukan pelaku kejahatan, maka bantulah dan dukunglah mereka. Teruskanlah berbagi free software dan free OS ke semua orang.

Beruntungnya Pengguna GNU/Linux

Alhamdulillah, dengan pemaparan di atas, seharusnya kini Anda bisa lebih mensyukuri adanya GNU/Linux semacam Trisquel OS, yang memberi penggunanya puluhan ribu free software yang memenuhi semua kebutuhan perkomputeran yang ada di dunia saat ini. Semua software tidak bebas yang Anda temui di Windows sudah ada penggantinya di GNU/Linux. Dengan kata lain, pengguna GNU/Linux secara umum bersih dari perangkat lunak yang antisosial anti-masyarakat, hak-haknya ditunaikan secara sempurna dan mereka tidak dizalimi oleh pengembang mana pun. Ditambah lagi, betapa tenang hidup pengguna GNU/Linux, yang tidak pernah terkena virus atau malware lainnya, dan tidak butuh antivirus. Betapa beruntung. Semoga tulisan pendek ini mencerahkan dan memberi Anda semua jalan keluar.


Tulisan ini berlisensi CC BY-SA 3.0.

2 respons untuk ‘Mematuhi Lisensi Nonfree Software Itu Antisosial

  1. Maasyaa Allah, tapat tambahan ilmu lagi dari kakak… ada pertanyaan saya, kan saya sdh download file odp kakak yang kakak upload di archive.org, apakah archive.org itu legal dan free untuk opload file disana? kalau iya saya juga mau tahu bagaimana cara upload file ke sana kak, mohon penjelasannya

    • Anda tahu Gmail, ya? Internet Archive (www.archive.org) itu layanan internet yang semua orang boleh membuat akun gratis. Cara bikin akun di sana lebih mudah daripada Gmail. Internet Archive itu “mesin waktu”, dia membuka dirinya untuk diunggahi berkas oleh kita ini sebanyak-banyaknya. Itu malah permintaan mereka. Jadi OK unggah berkas di sana.

Tinggalkan Balasan ke Alif Rezky Batalkan balasan