Bismillahirrahmanirrahim.
Blog ini adalah blog pertama saya. Blog ini awalnya dibuat karena rasa ingin tahu yang besar akan blog itu sendiri. Nama restava di blog ini berasal dari kata “rastafa” yang saya temukan di kover buku tulis merek Sinar Dunia ketika saya masih SD. Blog ini awalnya didedikasikan untuk latihan menulis, catatan seputar Windows, beberapa diary, kemudian catatan seputar Linux. Waktu berlalu dan saya memutuskan untuk menghapus semua isi blog ini karena kesalahan-kesalahannya. Saat ini[1], saya telah mentransfer blog ini kepada akun WordPress malsasa. Saya akan dedikasikan blog restava ini sebagai versi bleeding edge[2] dari blog baru saya malsasa.wordpress.com. Blog ini akan diisi dengan catatan-catatan mentah yang tidak banyak dihaluskan sebagai catatan Linux yang bebas. Ini saya lakukan karena saya perlu kebebasan menulis yang seringkali terhalau dengan prinsip Debian “rilislah kalau sudah siap betul” yang saya terapkan di blog malsasa. Semoga blog ini tetap membagikan manfaat dan menjadi bukti pertaubatan saya di hadapan Allah kelak atas semua kesalahan di blog ini pada masa lalu.
___________
[1] 21 Juni 2014 sekitar pukul 18.30 WIB
RESTAVA 
kenapa di header ada “Inna Lillahi Wa Inna Ilaihi Raji’un” bukankah blog ini aktif kembali sejak Juni 2014
Itu kalimat untuk mengingat kematian.
[SARAN] Lebih baik pake kata “Kullu Nafsin Dzaaiqotul Maut”, om, agar semua ingat bahwa sesuatu yang bernyawa pasti akan mati. 🙂
kalimat itu juga bisa mengingatkan kesabaran atas msibah
[…] coba menulis dengan prinsip bleeding edge seperti restava. Semoga ini […]
Mengingat Kematian itu kewajiban kita sebagai umat muslim,,,
cukuplah kematian sebagai pemutus kelezatan dgn dunia..
salam dari saya kang ade .
#wiwa