Kata-Kata Bahasa Indonesia yang Dihindari Oleh Penutur Aslinya Sendiri

Bismillahirrahmanirrahim.

Tulisan ini pada dasarnya hanyalah tulisan kembali ke dasar (back to basic). Saya ingin mengembalikan apa yang telah lama hilang. Sesuatu yang hilang tanpa disadari itu layak untuk disingkap dan dikembalikan kepada tempat seharusnya dia berada. Apa sesuatu itu? Sesuatu itu adalah kata-kata. Semoga tulisan dalam kategori Bahasa Indonesia ini bermanfaat.

1. Anda

Apakah Anda perhatikan betapa banyak orang mengatakan kalimat semacam berikut di mana-mana?

  • Terima kasih untuk perhatiannya.
  • Apa kabarnya?
  • Masnya mau apa?
  • Mbaknya mau apa?

Keadaan pembicara adalah sedang berbicara dengan orang kedua, bukan orang ketiga. Padahal kalimat itu menggunakan akhiran -nya, yang notabene bermakna panggilan kepada orang ketiga. Kalau kalimat di atas diucapkan, maka rasa terima kasih itu ditujukan kepada orang ketiga, bukan orang yang sedang diajak bicara. Tentu saja itu tidak tepat. Seharusnya, semua contoh kalimat di atas dibentuk sebagai berikut.

  • Terima kasih untuk perhatian Anda.
  • Apa kabar Anda?
  • Anda mau apa?
  • Mas mau apa?
  • Mbak mau apa?

Mengapa?

Mengapa hal ini bisa terjadi? Bukankah ini pergeseran penggunaan bahasa? Saya menyangka hal ini terjadi karena rasa malu pada diri kita masing-masing. Kuat dugaan saya, kebanyakan kita merasa malu terlihat formal di hadapan orang lain. Sepertinya kita menghindar dari keharusan menyebut sapaan untuk orang kedua. Kita menghindar untuk menyapa orang lain dengan kata ganti semisal Anda, kamu, kau, atau akhiran -mu. Padahal, mengapa juga harus malu? Bukankah ini bahasa kita sendiri? Tentu hal ini bukan termasuk malu yang patut dimiliki.

2. Kamu

Kasus dan contohnya sama dengan Anda.

Notabene I: jika Anda tidak senang menggunakan kata ganti “Anda”, maka gunakanlah “kamu”.
Notabene II: jika Anda tidak senang dengan kata ganti “kamu”, Anda masih bisa memakai akhiran “-mu”. Sebagai contoh: apa kabarmu?

3. Kau

Kasus dan contohnya sama dengan Anda.

Notabene I: jika kita tidak pernah merasa risih kata “kau” digunakan di dalam novel atau film asing yang diterjemahkan, mengapa kita sendiri malu untuk memakainya walau hanya dalam SMS untuk orang lain?

4. Kami

Apakah Anda perhatikan betapa banyak orang menggunakan kalimat seperti berikut di mana-mana?

  • Kita nanti yang mengerjakan, Pak.
  • Berikan saja kepada kita.
  • Itu semua sudah kita kerjakan.
  • Ayo ikut kita!
  • Kita sudah melakukan ini dan itu.

Keadaan pembicara adalah berbicara dengan orang kedua dalam keadaan orang kedua itu tidak termasuk kelompok yang sedang berbicara. Penggunaan kata “kita” di situ tidak tepat. Yang tepat digunakan adalah “kami”. Kata kita itu bisa digunakan kalau orang yang diajak bicara termasuk kelompok orang yang sedang berbicara. Seharusnya kalimat-kalimat di atas ditulis sebagai berikut.

  • Kami nanti yang mengerjakan, Pak.
  • Berikan saja kepada kami.
  • Itu semua sudah kami kerjakan.
  • Ayo ikut kami!
  • Kami sudah melakukan ini dan itu.

Mengapa?

Mengapa hal ini juga terjadi? Bukankah ini juga pergeseran penggunaan bahasa? Saya punya 2 dugaan dalam masalah ini.

  1. Kuat dugaan saya, sebagaimana dalam kasus pertama, kita malu terlihat formal di hadapan orang lain.
  2. Kuat dugaan saya, secara tidak sadar, kita telah berusaha menyamakan diri (self-identification) dalam masalah kata “kita” dengan penutur Bahasa Inggris yang menggunakan “we”.

Mengapa harus sama? Bahasa Indonesia memiliki 2 fasilitas bahasa yaitu “kita” dan “kami”, berbeda dengan Bahasa Inggris yang hanya memiliki 1 fasilitas yakni “we” (we dipakai penutur Inggris untuk makna kami maupun kita).

5. Pergi

Apakah Anda perhatikan banyak orang menggunakan kalimat seperti berikut?

  • Aku ke rumah.
  • Dia ke Pak Alif.
  • Pak Alif ke sana.
  • Pak Iman ke sekolah.
  • Ibu ke pasar.

Semua kalimat di atas sama-sama kehilangan kata kerja (verb). Padahal, struktur paling mendasar suatu kalimat adalah adanya subjek dan predikat. Untuk kalimat pertama, yang manakah kata kerjanya? Jawabannya adalah tidak ada. Sama dengan kalimat-kalimat setelahnya. Kata “ke” menurut KBBI berarti kata depan untuk menandai arah atau tujuan. Kata ke itu sendiri bukanlah kata kerja. Kata ke adalah salah satu jenis kata preposisi (kata depan). Jadi, susunan kalimat seperti di atas adalah tidak tepat. Yang tepat adalah jika kalimat di atas disisipi kata kerja. Berikut contoh kalimat yang tepat.

  • Aku pergi ke rumah.
  • Dia pergi ke (tempat) Pak Alif.
  • Pak Alif pergi ke sana.
  • Pak Iman pergi ke sekolah.
  • Ibu pergi ke pasar.

Mengapa?

Mengapa hal ini terjadi? Dugaan saya adalah adanya kecenderungan pada kita untuk meninggalkan tata bahasa paling mendasar (S + P) ke arah tata bahasa baru yang tidak diketahui dari mana asalnya. Sifat toleran dari Bahasa Indonesia itu sendiri (atau mungkin penuturnyalah yang toleran) yang memberi akses kita untuk membuang kata kerja dan mencukupkan diri memahami pola S + O. Ini tentu bukan sesuatu yang tepat.

Penutup

Tulisan ini tidak ditutup kemungkinannya untuk direvisi.

ARM11, Freescale i.MX31, dan g++

Bismillahirrahmanirrahim.

PHYTEC phyCORE, gambar diambil dari situs resminya

Daripada menganggur, lebih baik catatan kecil ini diterbitkan di sini. Semoga bermanfaat.

Spesifikasi Mesin PHYTEC phyCORE-i.MX31

  • Freescale i.MX31 berbasis ARM 11[1] sampai dengan 532 MHz
  • VGA MPEG-4 HW encode
  • 512 MB DDR / 1 GB NAND
  • SD/SDIO/MMC
  • USB HS 2.0 OTG and Host
  • UART, SPI, I2C, I2S
  • Display, touch controller
  • Linux dan Windows CE 6.0 BSPs [2]

Baca lebih lanjut

Menerjemahkan Antarmuka KDE di Transifex

Bismillahirrahmanirrahim.

Silakan bergabung di https://www.transifex.com/projects/p/kde-applications/language/id/ untuk turut berkontribusi menerjemahkan antarmuka aplikasi KDE ke Bahasa Indonesia. Aplikasi KDE yang bisa diterjemahkan di antaranya Dolphin, Kate, Calligra Office, Amarok, dan lain-lain. Sudah lama rasanya saya ingin menulis tentang Transifex. Namun ketatnya aturan blog utama menghalangi hal itu. Sekarang saya bisa memublikasikannya di sini. Pesan saya, pilihlah satu objek yang banyak dipakai orang lalu fokuslah menerjemahkan di situ. Baru kalau itu selesai, pindah kepada objek lainnya. Misalnya Dolphin yang sudah jelas pasti dipakai setiap orang yang menggunakan KDE.

Syarat (dari Saya Pribadi)

  1. Anda harus kenal dengan aplikasi-aplikasi KDE. Tujuannya supaya Anda mudah menerjemah suatu string tanpa melihat asal string tersebut dan tanpa melihat lingkungan di sekitar asal string tersebut.
  2. Anda harus komitmen dengan Bahasa Indonesia. Anda seharusnya bukan orang yang asal-asalan dalam menggunakan Bahasa Indonesia. Tujuannya supaya Anda memiliki salah ketik yang paling minimal sehingga meminimalisir kewajiban orang lain untuk mengoreksi ulang terjemahan Anda. Tujuan lainnya adalah kualitas terjemahan yang prima –baik dari segi tata bahasa maupun kemudahan dipahami di sisi pengguna–. Jika Anda bukan orang yang komitmen dengan Bahasa Indonesia (apalagi jika Anda termasuk orang yang suka mencela padanan istilah asing tanpa pernah berkontribusi), sebaiknya Anda tidak ikut serta.
  3. Anda harus memiliki pengetahuan Bahasa Inggris yang baik. Vocabularies diutamakan, nilai lebih jika Anda memiliki grammar yang baik. Tujuannya supaya Anda bisa menghubungkan logika Bahasa Inggris teknikal di dalam string dengan Bahasa Indonesia dengan mudah.
  4. Anda harus memiliki sifat senang mempelajari hal baru.
  5. Anda harus memiliki sifat pantang menyerah.
  6. Anda harus siap melakukan diskusi kebahasaan baik melalui IRC atau email dengan penerjemah lainnya.

Diskusi Kebahasaan

Anda bisa melakukan diskusi mengenai kata yang sulit diterjemahkan atau masalah standardisasi istilah atau apa pun soal penerjemahan di #ubuntu-indonesia @ freenode. Diskusi melalui IRC jauh lebih interaktif dan cepat tersampaikan dibanding melalui email. Namun jika Anda lebih suka email, Anda bisa hubungi saya di teknoloid@gmail.com.

transifex-kde3

transifex-kde

transifex-kde1

transifex-kde2

Semoga tulisan ini bermanfaat.

Mulai Hari Ini, Saya Pengguna vi

Bismillahirrahmanirrahim.

keyboard-untuk-vi

Inspirasi saya berasal dari kisah pencipta vi yang tombol HJKL di laptopnya (ketika itu) memiliki tanda panah. Sumbernya adalah jawaban Tom Murphy di https://unix.stackexchange.com/questions/8677/why-do-usr-and-tmp-directories-for-linux-miss-vowels-in-their-spellings.

Wujud vi Saya Sekarang

purge-apache16

Referensi

Yang saya baca sampai akhirnya saya nyaman pagi ini menggunakan vi adalah sebagai berikut.

  1. http://askubuntu.com/questions/284957/vi-getting-multiple-sorry-the-command-is-not-available-in-this-version-af
  2. http://www.cyberciti.biz/faq/turn-on-or-off-color-syntax-highlighting-in-vi-or-vim/
  3. http://www.cyberciti.biz/faq/vi-show-line-numbers/
  4. http://askubuntu.com/questions/73444/how-to-show-line-numbering-in-nano-when-opening-a-file
  5. http://www.tuxradar.com/content/text-editing-nano-made-easy
  6. http://www.howtogeek.com/howto/42980/the-beginners-guide-to-nano-the-linux-command-line-text-editor/
  7. http://staffwww.fullcoll.edu/sedwards/Nano/NanoKeyboardCommands.html
  8. http://freethegnu.wordpress.com/2007/06/23/nano-shortcuts-syntax-highlight-and-nanorc-config-file-pt1/

Instal Ulang Apache Secara Total di Precise Dilakukan dengan Mem-purge Paket apache2.2-bin

Bismillahirrahmanirrahim.

Ternyata, untuk mem-purge secara total apache2 di Ubuntu 12.04, saya harus apt-get remove --purge paket apache2.2-bin. Bukan paket apache2.

  1. Jika saya purge apache2, maka yang dihapus dan di-purge hanyalah paket apache2.
  2. Padahal, paket apache2 hanyalah berisi beberapa berkas yang bukan pengaturan /etc/init.d/ dan bukan /etc/apache2/.
  3. Padahal, masalah yang saya hadapi adalah saya kehilangan eksekutabel apache2 (shell script) di /etc/init.d/ dan beberapa pengaturan penting di tempat lain.
  4. Dependensi untuk apache2 hanya parsial, sedangkan dependensi untuk apache2.2-bin adalah semua paket apache lengkap berisi berkas-berkas pengaturannya.

Sumber Masalah

Saya tidak bisa start apache2 karena memang ia tidak ada di /etc/init.d/ (mungkin saya menghapusnya) dan berkas-berkas konfigurasinya ada yang tidak lengkap. Padahal, sebelum beberapa hari ini apache2 saya tidak punya masalah apa-apa. Semua berjalan dengan semestinya.

Error yang saya hadapi adalah

no listening sockets available, shutting down Unable to open logs Action 'start' failed.

Sementara solusi yang sudah saya cari adalah:

  1. http://serverfault.com/questions/86817/cannot-add-named-based-virtual-host
  2. https://forum.netcup.de/anwendung/sonstige-anwendungen/4481-apache2-warn-namevirtualhost-mytitan-org-0-has-no-virtualhosts-the-apache-error-log-may-have-more-information-failed/
  3. http://askubuntu.com/questions/217518/unable-to-start-apache-on-ubuntu-12-10-no-listening-sockets-available
  4. http://ubuntuforums.org/showthread.php?t=1432448
  5. http://forums.codeguru.com/showthread.php?464023-Apache-Problems-quot-no-listening-sockets-available-shutting-down-quot

Semuanya tak menyelesaikan masalah, karena bukan itu memang akar masalahnya. Akar masalah adalah beberapa berkas penting apache2 hilang dari sistem saya.

Sumber Kesadaran

Penasaran dengan masalah yang seharusnya sepele ini, saya buka saja paket-paket terunduh bernama apache dalam apt cache saya. Benarlah, saya peroleh paket apache2*.deb dan apache2.2-bin*.deb di sana. Saya buka keduanya dengan harapan menemukan folder /etc/init.d/ di dalam paketnya. Ternyata ini bukan saya temukan di paket apache2, dan bukan apache2.2-bin, tetapi justru di apache2.2-common. Lalu entah mengapa saya langsung mencoba mem-purge apache2.2-bin (dan bukan mem-purge apache2.2-common) lalu menginstalnya kembali. Ah, biarlah. Sekarang Apache saya berjalan dengan semestinya. Lihat skrinsot berikut:

nagios5

 Catatan Konsol apt-get


┌─[master@master]─[~]
└──╼ sudo apt-get remove --purge apache2.2-bin
Reading package lists... Done
Building dependency tree
Reading state information... Done
The following packages were automatically installed and are no longer required:
libktnef4 libgrantlee-core0 libgrantlee-gui0 libkleo4 libcalendarsupport4 libkdgantt2-0 libkpgp4
libkdepimdbusinterfaces4 libsendlater4
Use 'apt-get autoremove' to remove them.
The following extra packages will be installed:
php5-cgi
Suggested packages:
php-pear
The following packages will be REMOVED:
apache2* apache2-mpm-prefork* apache2.2-bin* apache2.2-common* libapache2-mod-php5* squirrelmail*
squirrelmail-locales* squirrelmail-viewashtml*
The following NEW packages will be installed:
php5-cgi
0 upgraded, 1 newly installed, 8 to remove and 4 not upgraded.
Need to get 6,176 kB of archives.
After this operation, 12.2 MB disk space will be freed.
Do you want to continue [Y/n]? y

Lihat baris nomor 15 dan 16 yang saya sorot.

Skrinsot apt-get dalam Konsole

purge-apache1

Peristiwa remove.

purge-apache2

Peristiwa instal.

Penutup

Semoga tulisan ini bermanfaat.

Betapa Bergunanya Pastebin

Bismillahirrahmanirrahim.

Setelah adanya woro-woro (sebelumnya tidak ada woro-woro) kuliah online #ubuntu-indonesia, dan diadakannya logging untuk setiap kuliah, sekarang saya baru menyadari manfaatnya Pastebin. Semua tersimpan rapi, bisa di-maintain dengan enak, dan bisa di-backup langsung dalam 1 bundel ZIP. Pranalanya pun sangat sederhana, http://pastebin.com/u/Malsasa. Siapa saja bisa menghafalkannya dengan cepat. Dan yang penting pastebin saya usable untuk banyak orang. Alangkah senangnya.

Notabene: semua skrinsot di sini diambil dengan Shutter di Ubuntu.

pastebin.com-u-Malsasa_004

pastebin.com-5eUrzr3T_005