Bismillahirrahmanirrahim.
Bertanya boleh tetapi terlalu banyak bertanya itu jelek. Yang saya soroti di sini bukanlah pertanyaan ala newbie ketika baru mengenal Linux tetapi pertanyaan mengenai tools yang mesti dipakai untuk produksi di desktop. Saya bicara pada lingkup aplikasi desktop untuk perkantoran dan desain grafis. Peringatan, saya tidak mau berbicara dengan orang yang gak nyambung.
Perkantoran
Ketertarikan paling mendasar di sini adalah menghindari Microsoft Office. Jadi, ketika bertanya, newbie akan menanyakan mengenai Libreoffice atau WPS Office. Yang tersedia di Linux lengkapnya adalah Libreoffice, Apache OpenOffice, Calligra Office, WPS Office, dan SoftMaker FreeOffice.
Yang jadi masalah adalah ketika newbie terlalu banyak bertanya. Mana yang lebih enak, Libreoffice atau WPS Office? X atau Y? Enak di situ enak bagi siapa dulu? Lebih spesifik lagi, newbie akan bertanya fitur ini dan itu di suatu program. Hal yang saya soroti ketika newbie tidak mencoba sama sekali. Kemudian, newbie tidak menggunakan salah satunya dengan serius dalam jangka waktu tahunan. Mereka hanya nyuwil tithik-tithik (jack of all trades, master of none). Mereka hanya main-main. Apa yang mau diraih dengan itu?
Newbie yang baik itu newbie yang tidak terlalu banyak tanya. Tentukan salah satu pilihan, lalu be a master dengannya. Diam selama beberapa tahun untuk menguasai salah satu komponen (misalnya Libreoffice Writer) lalu muncul ke komunitas membawa buku panduan. Bukannya terlalu banyak tanya tapi ujungnya nggak bisa apa-apa dan pertanyaannya cuma jadi sampah maya di forumnya.
Desain Grafis
Ketertarikan paling mendasar di sini adalah menghindari Photoshop dan kawan-kawan. Jadi, newbie akan menanyakan mengenai GIMP dan Inkscape. Adapun yang tersedia di Linux antara lain GIMP, Inkscape, Scribus, MyPaint, Krita, Pinta, Blender, OpenShot, Kdenlive, Pitivi, Synfig, dan seterusnya.
Yang jadi masalah adalah ketika newbie terlalu banyak bertanya. Pertanyaan mana yang lebih enak selalu muncul. Pertanyaan populer kenapa GIMP tidak sehebat Photoshop selalu terlihat. Pertanyaan membakar mengapa Linux tidak punya Photoshop juga. Hal yang jadi sorotan di sini adalah ketika newbie tidak mencoba sama sekali. Mencoba pun, hanya nyuwil tithik-tithik seperti di atas. Tidak mau menjadi penguasa di salah satu tool. Tidak mau mendalami.
Berbeda dengan hal eksak, hal seni termasuk desain grafis membutuhkan penanganan yang khusus. Di dunia eksak, termasuk bash, kita selalu punya manpages. Semua masalah bisa diselesaikan dengan man. Namun di dunia seni, tidak ada manpages. Seseorang harus memiliki konsep sebelum tool. Konsep sebelum teknik. Teknik mengikuti konsep. Lalu newbie yang lugu menganggap desain grafis sehebat desainer Photoshop bisa dicapai dengan sebatas menjadi pengguna GIMP. Salah. Desainer Photoshop setidaknya memiliki 3 hal penting yakni satu: konsep yang bagus, dua: teknik tingkat tinggi, tiga: tool yang memang menjadi standar yaitu Photoshop. Lalu bagaimana dengan newbie di Linux? Punya apa? Maka, terlalu banyak bertanya hanya merusak tidak memperbaiki.
Newbie yang baik itu newbie yang tidak banyak tanya. Tidak berdebat. Apalagi di bidang yang dia belum punya pengalaman. Belajar desain grafis berarti belajar konsep. Anda belajar teknik dan penguasaan tool sesudahnya. Ketika di Linux Anda harus menggunakan GIMP, Anda kuasai dulu sebelum GIMP konsep desain (entah Anda memakai aliran apa) lalu tekniknya lalu baru Anda belajar GIMP. Anda tidak bisa melakukan itu kecuali Anda belajar dari orang sebelum Anda, yaitu orang Photoshop dan semisalnya. Belajar GIMP duluan sebelum konsep memang bisa, tapi tidak bakal sebagus yang saya sebut sebelumnya. Lebih baik pilih salah satu, lalu buat karya yang bagus (tentu yang tidak melanggar syariat) sebanyak mungkin. Diam selama beberapa tahun. Lalu kembalilah ke komunitas membawa karya-karya yang lebih baik dari binaan Photoshop dan kawan-kawan. Referensi desain grafis masalah konsep bisa Anda baca di sini, di sini, di sini, dan di sini.
Saya ngomong desain grafis di sini, bukan ngomong sistem manajemen paket biasanya. Seni bukan hal eksak. Nggak perlu ada yang mengatakan GIMP dan Photoshop cuma alat.
Penutup
Semua yang saya katakan adalah pengalaman pribadi saya. Anda tidak saya paksa untuk mengikutinya. Jika Anda berhasil dengan mengikuti ini, semua keberhasilan milik Anda. Semoga apa yang saya tulis bermanfaat.